Kamis, 15 Desember 2016

MAJDZUB

Di zaman Nabi Isa a.s ada sekelompok orang yang ingin cintanya dibalas oleh Allah. Setelah dibalas mereka pun menjadi tak sadar diri (majdzub).
Sebaiknya ikhwan berdzikir terlebih dahulu jangan minta majdzub/gila dulu.

Gurunda Al-Habib Haidarah Bin Muhsin Al-Hinduan

MAHABBAH

AGAMA ITU DASARNYA ADALAH MAHABBAH

Gurunda Al-Habib Haidarah Bin Muhsin Al-Hinduan

Rabu, 29 Juli 2015

Risalah Thariqah Naqsyabandy


Risalah Thariqah Naqsyabandy
oleh Al-Habib Abdurrahman Al-Aydrus

Segala puji Allah Yang Maha Berdzikir bagi diriNya sendiri. Shalawat dan salam atas sebaik-baik pilihan sebagai solusi dalam jalan Thariqah ini untuk menambah rasa rindu. Dan kepada keluarganya  yang mengkhususkan atas (rahasia) maknawiy baik bathin maupun dhahir . Dan kepada para sahabatnya yang memiliki mata hati yang bercahaya sebagaimana kilauan cahaya matahari pada jalan Thariqat dan Haqiqat.
Thariqat Naqsyabandy berbeda dengan Thariqat yang lain pada hal pengambilan ( silsilah ) mereka, sekalipun saat ini pengamalannya tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu menguras tenaga. Hal tersebut juga berlaku kepada yang lain.
Aku ingin setelah masa pencarian ini, menjadikan risalah tersebut sebagai risalah patokan para salikin. Dibuka melalui jalan valid dan penuh hidayah, melalui firman Allah :
وَ الَّذِيْنِ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَ إِنَّ اللهَ مَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Adapun orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami niscaya akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami dan Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang berbuat baik”.
Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Idrus berkata : “Jangan kamu kira rahasia ini terbatas  untuk seorang saja bahkan risalah ini untuk semua orang”. Barangsiapa yang berada disekitar limbah sampah maka tidak akan pernah menemukan nikmatnya sebuah rahasia ini. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, pasti ia akan temukan rahasianya. Rahasia dari segala rahasia adalah bersungguh-sungguh (mujahadah). Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Idrus berkata : “Barangsiapa yang menginginkan Shofa Rabbany (mata hati yang bersih) maka hendaknya bangun di tengah malam (mujahadah)”.
Perumpamaan para salik dalam menempuh thariqat ini seperti halnya orang-orang yang memasuki pintu-pintu masjidil haram untuk menuju ka’bah meskipun tidak melalui pintu yang terdekat. Bisa jadi orang yang lewat pintu terjauh lebih cepat sampai daripada pintu terdekat. Alasan yang pertama karena jalannya dan yang kedua karena lambat. Wahai murid, Perlu kamu ketahui ! Bahwa menyibukkan hati batin itu bermacam-macam
Yang pertama, Dzikir ismudzat metode dzikir yang seperti ini pelaku merasa hina di waktu luangnya ia melakukan hal-hal khorijiyyah (aspek luar) seperti halnya mendengarkan perkataan manusia dan hal-hal dakhiliyyah (aspek dari dalam) seperti rasa lapar, marah, sakit dan kenyang kemudian hendaknya ingat mati dan ingat kepastian bertemu Allah, beristighfar kepada Allah dari maksiat yang dikerjakan dengan cara menutup kedua mulutnya, menutup kedua matanya, mengunci lisannya pada langit-langit mulutnya, mengerahkan semangatnya/himmahnya, dengan menghadapkan ke hati sanubari sebelah kiri. Letaknya dibawah puting susu kiri (kira-kira) 2 jari. Inilah yang disebut hati sanubari dzikir yang dimiliki oleh Hati Haqiqiy termasuk juga ‘alam al-amry atau wadah. Disebut juga Al-Haqiqah Al-Jami’.

Meletakkan  Lafdzul Jalalah pada hatinya, melafalkan pada lisan hatinya, nafasnya ditahan serta mengulangnya dengan sekuat tenaga. Agar pengaruh dzikir bisa membekas pada dlohirnya. Sekiranya tidak lagi merasakan orang yang duduk disekitarnya dan menjadikan seluruh waktunya digunakan untuk berdzikir baik siang/malam, tidak meninggalkan dzikir karena sibuk, karena udzur, atau tidak mampu berdiri, duduk,  tidak mampu dengan ruku’ atau sujud, tidak bisa istiqomah ataupun jarang dzikir, tidak pula (meninggalkannya) dalam keadaan susah/senang maka biasanya akan tampak yang dimaksud (merasakan) rasa panas yang sangat, kelembutan maknawiy, kobaran batin serta gerakan jiwa
Maka yang demikian itu disebut sebagai Sultan Dzikir (dikuasai dzikir). Seharusnya bagi murid untuk selalu berdzikir sebenar-benarnya, penuh semangat, dengan perasaan hadir hingga mendarah daging sehingga dzikir dan hudlur menjadi istana dalam hatinya, seperti pendengarannya Dzat Yang Maha Mendengar, penglihatannya Dzat Yang Maha Melihat sampai-sampai bila seandainya ia tidak melaksanakan dzikir, ia tidak merasa hilang bahkan tetap terkendali.
Jalan inilah yang tentu kita tempuh dengan 7 langkah : 2 diantaranya dari ‘alamul khalq dan 5 dari ‘alamul amr seperti hati, ruh, sir, al-khofif dan al-akhfa. Adapun yang 2 adalah al-qolib dan an-nafs. Dari 2 hal tersebut tersusun dari 4 unsur. Sebagian ulama’ Ahli ma’rifat berkata : “Adapun Anwarul lathoif (cahaya latifah) adalah
1.Nur al-Qolbi (cahaya hati) berwarna kuning,
2.Nur ar-Ruh (cahaya ruh) berwarna merah,
3. Nur as-Sir berwarna putih,
4.Nur al-Khofiy berwarna hitam dan
5.Nur al-Akha berwarna hijau.
Telah berkata sebagian ulama’ yang lain : Bahwa al-itsbat menurut ulama’ terdahulu tidak ada. Namun Syekh Muhammad Al-Baqi’ dan sahabat-sahabat beliau yang sezaman dengannya berpendapat tentang adanya al-Istbat. الله اعلم
Ulama’ lain berpendapat bahwa an-nafi dan al-itsbat untuk as-salik sedangkan al-itsbat al-mujarrod untuk al- jadab. الله اعلم
Adapun bagian yang kedua adalah dzikir yang timbul dalam hati. Sedangkan kasyaf  ada dengan sendirinya, 2 metode ini mengosongkan jiwanya dari segala sesuatu kecuali hanya menunggu datangnya ma’rifat. Bila kata-kata hati terputus darinya, ia menunggu seperti mencari air bagi orang yang dahaga dari waktu ke waktu, hatinya bertambah kepada Allah. Yang paling rendah adalah menurut kadar persiapannya dan luangnya waktu mereka, sesungguhya ia dengan kasyaf maka tersingkaplah perkara atasnya, timbullah suara-suara ghaib ataupun penglihatan-penglihatan yang terjadi dalam keadaan sadar dan mimpi.
Adapun cara menolak bala’ yang menimpa kita yaitu dengan cara mengkhayal segala bentuknya, ancamannya dan menolaknya semaksimal mungkin (dengan kekuatannya) kemudian dengan meyatukan seluruh himmahnya (semangatnya). Dari waktu ke waktu dirinya akan bertambah dekat kepada Allah swt. Ini hal yang paling rendah cara menolak bala’. الله اعلم
Syarat tindakan-tindakan ini dengan apapun caranya bisa menyambungkan diri (kepada Allah) agar jiwa bisa sampai. Orang-orang yang menduduki pangkat terendah dari yang menutup diri mereka akan tahu bagaimana caranya bisa sampai dan sanggup, bagaimana cara mendapatkannya. الله اعلم
  Telah berkata Al-Habib Abdurrahman Al-Idrus, Kami akan menyebutkan sebagian sanad-sanad Thariqat ini. Aku berkata : Ketahuilah Sesungguhnya pada Thariqah ini aku mempunyai banyak guru dan kami akan singkat atas 3 tahap.
Yang pertama yaitu Gurunda Al-Habib Muhammad Mustofa bin Syekh Al-Idrus dari gurunya
Al-Habib Muhammad Al-Maghrabi dari ayahnya
Al-‘Allamah Al-Habib Muhammad Yahya dari gurunya
Al-‘Allamah Syekh Muhammad Afdlol, beliau dari 
Al-‘Allamah Al-Wali Al-Kalfawi, beliau dari
Sayyid Abil ‘Ali Al-Hasani Al-Akbar Ubady, beliau dari pamannya dan gurunya yang sezaman yaitu
Sayyid Abdullah, beliau dari pamannya (saudara ibu) dan gurunya
Syekh Muhammad Yahya, beliau dari pamannya (saudara ayah) dan gurunya
Syekh Abdul Haq, beliau dari gurunya dan kakeknya
Al-Qutb Abdullah Ahrar, beliau dari
Ma’ruf Al-Jarokhy, beliau dari
Al-‘Allamah Syekh Al-Kabir Muhammad Baras, beliau dari pendiri Thariqat ini
Al-Imam Syekh Bahauddin Al-Bukhory An-Naqsyabandy, beliau dari gurunya
Syekh Amir Kulal, beliau dari gurunya
Syekh Baba Samasi, beliau dari
Syekh Ar-Romitany, beliau dari gurunya
Syekh Mahmud Al-Jabiry Faghnawiy, beliau dari gurunya
Syekh ‘Azif Ar-Rawikarowiy, beliau dari gurunya pendiri majelis ini
Abdul Kholiq Al-Gajdawany dari gurunya
Abu Ya’kub Yusuf Al-Hamdany dari gurunya
Abu ‘Ali Al-Gharamidy dari gurunya
Abu Al-Qosim Al-Kurkany At-Thusy dari
Abu Al-Hasan Ali bin Jakfar Al-Khorqony dari Ruhaniyyah Sulthonul ‘Arifin
Abu Yazid Al-Bustami dari Ruhaniyyah Sulthonul ‘Arifin
Al-Imam Jakfar As-Shodiq dari gurunya sekaligus kakeknya
Al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar As-Shiddiq dari gurunya
Syekh Salman Al-Farisi dari
Rasulullah Muhammad Saw. Thariqah Naqsyabandy juga bermarja’ kepada Imam Ali. Beliau Imam Jakfar As-Shadiq mengambil ijazah dari ayahnya Imam Muhammad Al-Baqir dari ayahnya Al-Imam Ali Zainal Abidin dari ayahnya Al-Imam As-Syahid Al-Husein dari ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib dari Baginda Rasulullah Muhammad saw. Sedangkan pada bagian kedua dan ketiga, keduanya berasal dari Mustofa bin Umar Al-Muhdlor Al-Idrus dan dari guruku Al-‘Allamah Al-Husein bin Abdurrahman bin Muhammad Al-Idrus, semuanya dari Al-Allamah Jakfar As-Shadiq Al-Idrus, beliau dari gurunya Al-Qutb Al-Idrus Ali bin Abdullah dari gurunya Al-Allamah Muhammad Saifuddin dari ayahnya Al-Arif Syekh Muhammad dari ayahnya Syekh Ahmad, beliau dari gurunya saifuddin Syekh Muhammad Baqi, beliau dari gurunya Syekh Khowajaky Al-Muktafy, beliau dari gurunya Muhammad Darwis, beliau dari gurunya Muhammad Az-Zahid, beliau dari gurunya Qadqal Ahrar Ubaidillah, beliau dari gurunya Ya’kub Al-Jamarikhy, beliau dari gurunya AlQutb Syekh Bahauddin An-Naqsyabandy  hingga sampai pada sanad terakhir.